Kali ini saya mau berbagi hal yang besar yang terjadi di hidup saya, sejak saat saya "didesakNya" untuk pulang ke Bali. Dan semenjak akhir semester 1 di kuliah (itu 4,5 tahun yang lalu!), tidak ada tempat lain yang ada di pikiran saya, kemana saya harus pergi seusai kuliah, kecuali kampung halaman saya: Bali.
Keseluruhan kisah ini, mungkin tak akan habis di share di sebuah post saja.. karena masih terus berlanjut sementara saya di Bali sekarang :) Ke depannya, saya akan post lanjutannya berkala. Untuk kali ini, saya mau cerita soal awal mula perjalanan ini. Dan semuanya hanya karena Tuhan Yesus Kristus yang super ajaib itu. Semoga kisah ini memberkati kalian semua.
= = =
Saya sungguh2 mulai mengenal Yesus sejak kelas 2 SMA. Lahir baru, haus akan hal2 yang berhubungan dengan Tuhan, bertumbuh secara rohani, dsb. Bisa dibilang masa2 kelas 2 dan 3 SMA saya, adalah masa yang sangaaaat menyenangkan! Saya tahu kebenaran, pede sekali karena tahu Tuhan saya maha kuasa (dari kesaksian2 orang dan banyak kali mengalami keajaiban Tuhan dgn nyata, secara pribadi), doa-doa dijawab, kasih yang melimpah2, sampai bisa saya bagikan ke saudara dan teman-teman, banyak sekali lah.. Kalian juga tahu seperti apa rasanya saat lahir baru dan berjalan sama Tuhan Yesus itu. Masa2 ini adalah kenangan tak ternilai dalam hidup saya ^_^
Dengan kelulusan yang menurut orang2 "baik", saya menyelesaikan SMA, lalu beralih ke Surabaya utk kuliah. Kisah saya memilih universitas ini juga ajaib, akan saya post lain kali :p. Nah di Surabaya ini, saya stress karena beberapa sebab. (Lengkapnya baca di post ini). Lalu kemudian, seperti di bagian 2 dan 3 post tersebut, saya ikut di gereja Mawar Sharon Surabaya. Di sana saya terlibat dalam hal yang baru, penjangkauan yang sangat "edan", mengusahakan orang yang belum kenal Tuhan agar mendengar tentang Tuhan Yesus. Ah, di Solo pun sebenarnya saya melakukannya, namun saya tidak tahu kenapa, saya melihat ini sebagai sesuatu yang baru.. dan tepatnya "mengerikan" buat saya..
Penjangkauannya sebenarnya sederhana, membagikan undangan acara gereja, mengunjungi kos demi kos dan mendoakan.. Tapi entah kenapa saya gemetar wakakak. Namun saya tahu hal ini sesuai dengan kebenaran bahwa Yesus menyuruh kita pergi dan menjadikan semua bangsa muridNya. Mengabarkan: Ada pengampunan dosa dalam Yesus, kalau percaya doang, PASTI diselamatkan, ga usah takut neraka dan penghukuman Tuhan. Selama hidup Yesus, Murid2Nya juga Ia suruh menyampaikan mengenai kerajaan Allah pada desa2 di sana. Yang mau dengar, berbahagia, yang tidak mau dengar, kebaskan debu pada alas kaki.. artinya, sudah diperingatkan, kalau nanti "binasa" ya tanggung sendiri.. Karena benar, jadi saya belajar mengikutinya.
Nah di tengah2 kegiatan demikian di semester satu, sesuatu terbesit di pikiran saya:
Ada orang-orang yang harus tahu berita keselamatan ini juga..
..keluarga besar saya yang berasal dari Bali..
= = =
*deg*
Pergi ke Bali gitu, Tuhan? Nyampaikan tentang Yesus?
WHAT!?? Saya sudah tidak pernah memikirkan mereka sejak beberapa lama! Dari SMP, SMA, mungkin cuma ketemu waktu pulang liburan, itupun sesekali, dan gak semua. Dan.. untuk menyampaikan kabar baik di sini saja aku sudah gemetar begitu, apalagi pada keluarga di Bali yang kental sekali dengan agama Hindunya? Dan lagi, bagaimana dengan cita2 dan segala hal yang ingin saya lakukan? Kalau ke Bali memberitakan Yesus, saya tahu, banyak sekali yg harus saya buang. Dan saya enggan.
Saya menolak!
Namun hati saya tidak tenang. Saya malah dapet banyak sekali alasan yang membuat saya yakin (walau waktu itu nggak ingin meyakininya), saya orang yang cocok untuk grand mission ini. Dalam keluarga inti saya (ayah sudah tak ada), saya dan adik laki2 saya sajalah yang benar2 punya darah Bali. Ibu orang Solo. Tambah lagi, saya anak sulungnya! Yang dalam pandangan mereka, penerus tongkat dari sang ayah. Makanya posisi ajaib ini (oh yeah, Thx God *sambil meringis antara senang atau sedih*) yang bisa membuat mereka lebih mendengarkan kabar baik itu! Seakan2 sudah Tuhan rancangkan soal misi ini dari sebelum saya lahir! Saya bisa dapat pemikiran: bila saya tidak kerjakan tugas satu ini.. siapa lagi yang lebih pantas? (bukan dgn sombong lho ini.. saya tahu Dia bisa panggil siapa saja menggantikan saya, kalau saya ga mau).
Dan saya ingat, mencatat pokok doa saya: "Tuhan kirimkan misionaris/ hamba Tuhan dari mana saja untuk memberitakan keselamatan pada keluarga saya di Bali.." Maksud saya.. siapa saja asal jangan saya.. saking enggannya.. haha.. Oh yeah, thats me.. Tapi seperti yang sudah saya bilang.. saya seakan didesakNya. Saya bergumul berat soal ini. Kenapa begini ya, selama di Solo saya ga pernah "sesukar" ini dengan Tuhan. Saya sangat gembira! Kenapa sekarang jadi berat.. Apa saya kurang mengasihiNya? Atau memang ternyata saya masih belum bisa menyerahkan semuanya untuk Dia? Dan seterusnya Dan seterusnya.. sampai kemudian selesailah semester satu..
= = =
Sudah libur panjang semester 1..
Dalam perjalanan ke Solo dengan ibu saya, saya menyampaikan hal2 ini. Saya rasa Tuhan suruh saya memberitakan Yesus ke keluarga Bali. Dan ia bilang semacam: ya lakukan saja. Jadi saya putuskan waktu ke Bali nanti Januari (setelah ke Solo bulan Desember buat natalan, biasanya saya ke Bali), akan mengerjakan ini.. Saya lupa2 ingat, liburan waktu itu saya ngapain. Tapi sepertinya belum bisa menyampaikan hal itu.. Jadi misi belum selesai..
Maka sejak saat itu. Semester dua ke atas. Tak ada destinasi lain seusai kuliah yang ada di pikiran saya. Ya mungkin beberapa saat di Surabaya atau di mana, namun saya akan menetap di Bali untuk jangka panjang. Ini juga yang membuat saya memutuskan, magang di Solo saja tidak apa2, waktu semester 6.. Toh nanti juga ke Bali, gak ke mana2 :p
Saya mengingat lagi siapa2 saja saudara2 saya di Bali, beneran hampir
lupa, soalnya selama merantau ini gak ambil pusing soal Bali.. Saya
catat.. Saya membuat keluarga saya di Bali sebagai pokok doa setiap hari waktu kuliah. Saya ingat ada beberapa kali hari yang bolong (lupa mendoakannya), tapi benar2 saya jadikan "harus setiap hari" untuk pokok doa saya. God please save 'em, Bapa tarik mereka pada Yesus, pakai aku maupun segala sumber untuk menyatakan diriMu pada mereka, dsb.
= = =
Ya seperti itulah.. Setelah bergumul berabad2 *haha* saya rasa keputusan yang paling bagus adalah kalau ikut maunya Tuhan. Meski saya bingung juga, bakal gimana nantinya! T___T Hidup cuma sebentar lalu masuk kekekalan, guys.. Paling bagus ya cari kehendak Tuhan.
Dan sekarang saya sedang di Bali.
Saya masih semangat bikin2 komik, gambar2. Namun tidak seperti apa yang saya "bayangkan" sewaktu SMA.. ya iyalah.. wakakakak. There's something you should PAY when you follow Jesus. Oh, salah. The price He wants is: EVERYTHING! Mau beneran ikut Yesus? Dia bilang "hitung dulu harganya bro.." Seluruh hidupmu adalah milikNya. Tapi itu gak seberapa dibanding yg Ia beri kok :)
Sudah hampir setahun saya di sini (September tepat setahun). Saya belum yakin, sudah melakukan yang sempurna.. Banyak kali saya rasa kurang memanfaatkan kesempatan dengan baik.. Tapi ada beberapa kejadian2 keren sehubungan dengan pemberitaan Kristus di sini. Dari ketidak jelasan status agama saya dan keluarga, sampai semua jadi tahu kami kristen, lalu masalah yg timbul akibat itu, lalu bagaimana proses saya(yang lemah dan banyak kekurangan--namun disertai oleh Tuhan Yesus yg KUAT) memberitakan keselamatan itu.. Saya akan bagikan di post berikutnya. See ya ^_^
0 responses to "Mengikuti Panggilan Tuhan: Pulang ke Bali"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar