>> untuk pengunjung baru klik di atas Home - Peta Kota
Mungkin kita mendengar dari beberapa teman, orang, atau buku, bahwa dengan percaya kepada Yesus, kita mendapat hidup yang kekal. Namun kita tidak mengambil keputusan apa-apa, nggak menggubris, karena tidak tahu lebih dalam, atau tidak yakin mengenai itu karena tidak ada yang menjelaskan.
Lalu kita melihat orang Kristen, bagaimana komunitasnya, orang-orangnya, mereka di gereja bernyanyi, hidup yang katanya suci, hati mereka yang katanya penuh sukacita dan damai sejahtera, mendapatkan kemenangan dalam bidang kehidupan, mukjizat, melakukan kehendak Tuhan dan sebagainya, rasanya diri kita tidak mungkin menjadi seperti mereka.
Terus kita melihat diri kita sekilas, nggak pandai nyanyi, nggak punya apa2, nggak pede, bahkan mana dosa mana nggak kita nggak tahu. Rasanya hidup seperti itu hanya khusus milik beberapa orang saja, eksklusif, atau buat mereka yang hidup bersih, yang intelek dan mengerti banyak hal, yang udah tua dan nggak punya masalah makanya damai2 saja, buat yang punya duit, atau mungkin punya banyak kenalan... Percaya Tuhan? Nggak buat aku deh~ (begitu di dalam hati..)
Bukankan hidup yang kita jalani sekarang baik-baik saja?
Tapi seandainya ada teman yang mengajak, mungkin kita mau mengenal hidup yang sesungguhnya itu. Dalam hati ada sedikit keinginan buat merasakan hidup seperti itu.
Saya dulu juga mau mengenal kehidupan dalam Yesus itu karena teman saya mengajak. Mereka membawa saya kepada terang itu. Saya sungguh bersyukur bisa mengenal kehidupan yang diberi oleh Tuhan karena dibawa mereka.
Ternyata untuk mendapatkan anugerah itu, tidak harus menjadi sempurna. Apa adanya kita sekarang, kita bisa menerimanya.
Benarkah??
Waktu Yesus disalibkan, sebelum mati (dan bangkit kemudian), ada yang menemani penderitaannya di kanan dan kirinya. Salah seorang yang juga disalib itu mengungkapkan kepercayaannya kepada Yesus. Dia tampaknya mendengar pemberitaan mengenai keselamatan itu sehingga dia bilang pada Yesus “Yesus, ingatlah akan aku apabila Engkau datang sebagai Raja.”
Orang yang bilang itu adalah penjahat. Dia dihukum salib pasti karena kejahatannya parah, bukan orang suci dan taat agama. Tapi dia mendapat kabar mengenai keselamatan dari Yesus, dan meskipun keadaannya buruk, mungkin dia juga kurang begitu mengerti perkara agama, dia mau percaya kepada anugerah keselamatan lewat Yesus itu.
Manusia melihat yang di depan mata, tapi Tuhan melihat hati, dan apa kata Yesus “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama-sama Aku di dalam Firdaus”
Penjahat itu mendapatkan keselamatan meski hidupnya masih berantakan. Mungkin dia nggak nyanyi di gereja, nggak mengerti isi kitab suci, belum menolong sesama,, malah selama ini mencelakai sesama, tapi dia mendapat keselamatan. Dengan percaya.
Kalau si penjahat boleh dilepaskan dari hukuman mati itu, dan dibiarkan hidup, dia pasti berubah. Hidupnya akan menjadi pertolongan bagi orang lain, juga mulai mempelajari ajaran Tuhan. Perubahan hidup orang Kristen bukanlah ditujukan untuk mendapatkan keselamatan, melainkan hasil dari menerima keselamatan itu. Saya melihat akibat dari anugerah itu pada teman-teman saya, sekomunitas gamer, pada keluarga saya, juga pada diri saya sendiri.
Begitu besar kasih Allah itu, sehingga yang menerima(mempercayai) Yesus memperoleh hak menjadi anakNya. Hidup kita akan dipakai, dan nggak berujung penyesalan menjelang kematian nanti. Kalau kita yang mengambil keputusan dulu, kita akan dipakai Tuhan menjadi orang yang membawa terang kepada teman-teman dan orang yang kita sayangi. So great!
Sekarang apa yang kira2 Yesus mau katakan pada anda?
“Percayalah,”
Tuhan Yesus menjamin kita masuk Firdaus, kalau Dia memanggil kita saat ini, Dia punya masa depan dan tujuan yang harus kita selesaikan selagi hidup di dunia ini!
0 responses to "Nggak Perlu Sempurna buat Menerima Anugerah Tuhan"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar