>> untuk pengunjung baru klik di atas Home - Peta Kota
Adik saya tidak pernah memakai kata kakak karena lingkungan sekeliling kami semua menggunakan kata “beli”(kakak laki2 dalam bahasa bali), dan keluarga kami tidak menggunakan bahasa Bali dalam percakapan sehari-hari. Jadi dia memanggil saya dengan nama saya. Sebagai sesama lelaki, kami juga sering melakukan perkelahian anak-anak karena egoisme dan iri hati.
Saya meninggalkan Bali waktu SMP dan ketika sudah SMA, adik saya menyusul ke Solo. Saya harus berbagi kamar dengannya di kos baru. Karena saya, dia mulai mengenal warnet dan game komputer. Sejak dia sering bermain game online, banyak hal yang berubah.
Saya melihat dalam banyak hal kami memiliki banyak perbedaan pendapat. Dia kadang menunjukkan sikap tidak setuju dengan cara yang tidak menyenangkan hati saya, seperti menutup telinga, pergi begitu saja, bahkan menantang langsung.
Karena saya juga sombong dan ingin dia mengikuti pemikiran saya(egois banget), saya mengeluarkan tindakan yang buruk. Memukul, membentak, dan memusuhinya. Ketika bertengkar, saya memusuhinya(memperlakukan) seperti teman sebaya, padahal dia lebih kecil dari saya. Kalau sudah emosi banget, saya memukulnya. Saya menceritakan kejelekannya pada teman-teman saya.(Mungkin dalam hati teman-teman saya berpikir bahwa perbuatan saya--yg menyebarkan keburukan anggota keluarga- merupakan perbuatan yang lebih buruk) But I'm blind, I dont even know (care?) about that.
NAH
Setelah saya bertobat,awal kelas 2 SMA, setahun sudah berlalu sejak kami berbagi kamar, saat itu adik saya masih suka main game online, bahkan lebih menjadi-jadi. Saya ke gereja dengan teman, boncengan naik motor, karena itu adik saya tidak bisa ikut(dan rasanya tak mau juga saat itu). Pada masa ini saya mulai berubah.
Saya menyadari perbuatan menindas adik itu salah, dan beberapa hal dalam pikiran saya benar-benar diproses menjadi baru. Saya mulai belajar tentang kasih. Tapi adik saya tak lama merasakan perubahan saya itu.
Di tahun ajaran yang sama, dia harus pindah sekolah ke tempat nenek(mbah) di Wonogiri. Saat ini kamar menjadi milik saya sendiri, tidak ada lagi pertengkaran yang biasanya terjadi. Saya senang juga karena saya lebih bebas sekarang.
Dalam masa-masa ‘menikmati kamar sendiri’ ini, saya juga melalui masa-masa mengenal Yesus lebih dalam. Saya menyadari betapa buruknya perbuatan saya pada dia selama ini. Masa ini adalah masa pertumbuhan kerohanian saya yang sangat luar biasa.
Saya bisa menyesal melakukan semuanya pada adik saya. Dan kasih, ya.. kasih itu yang saya dapatkan dari Kristus, dan mau saya berikan padanya, pada orang tua, saudara, teman-teman, dan orang-orang yang saya temui.
= = =
Waktupun berlalu. Ketika kami bertemu dalam acara tahunan keluarga di Wonogiri beberapa bulan kemudian, saya sudah banyak berubah, sikap saya, pemikiran saya akan banyak hal, termasuk kepada adik saya itu(meskipun belum sempurna). Entah dia sadar atau tidak waktu itu..hahaha. Adik saya sudah membuka hati kepada Tuhan juga.
Sampai saat ini saya mengasihinya. Masih terjadi pertengkaran kecil karena perbedaan pendapat, namun tak ada lagi kebencian dan keinginan untuk memusuhinya. Kalau dulu saya memegang kebanggaan karena merasa lebih baik dan berprestasi dari dia, sekarang saya benar-benar tidak perlu hal semacam itu.
Karena saya tahu saya dan adik saya diciptakan berbeda. Masing-masing akan memenuhi tujuan Tuhan dengan cara yang spesial. Yang saya rasakan saat menulis ini adalah.. saya sungguh rindu hidupnya mengasihi dan mengenal Tuhan dengan lebih dalam lagi, juga dipakai Tuhan dengan luar biasa.
= = =
Yap, yap, demikianlah sedikit cerita lagi mengenai saya. Pemulihan hubungan karena kasih Yesus sungguh saya alami. Akhir kata, Yesus sungguh keren! Hahah ucapan syukurku bagi Dia saja!
May Bless You
Posting Komentar